Sabtu, 15 November 2014

Harlah ASA ke 32


Reinkarnasi
ke 32


OLEH : Siti Aisyah

Hujan pun ikut hadir. Sekitar pukul 19.00 WIB, gerimis menetes di tubuh 
kami, satu, dua, tiga dan terus bertambah. Segera karpet digulung, alat 
musik diamankan, dan peralatan yang sekiranya terkena hujan 
disingkirkan. Derasnya hujan menambah kedekatan Lurah, pengurus, suheng,
dan warga teater Asa. Sedulur, begitulah panggilan akrab kami. Sabtu, 
18 Oktober 2014, teater Asa tepat berusia 32 tahun. Usia yang tidak muda
lagi. Walaupun dihiasi pro dan kontra dalam perjalanannya, teater Asa 
selalu menghasilkan karya-karya yang luar biasa. 
Sore itu, berawal dari istighosah dan khataman Al Quran yang dipimpin 
kang Nawir. Ayat-ayat suci dilantunkan dengan khidmat oleh 
sedulur-sedulur teater Asa. Tak berapa lama kang Ashyar dan kang Donat 
hadir. Tahlil dan doa dipimpin oleh mereka. Acara berakhir bersamaan 
dengan dikumandangkannya adzan maghrib. Segera kami persiapan untuk 
sholat berjamaah, sholat dipimpin oleh kang Nawir. 
Sembari menunggu acara ceremonial dimulai, kami istirahat sejenak, 
ditemani kopi, teh dan makanan kecil sebagai pelengkap suasana. Namun, 
titik demi titik air hujan mendarat di tangan kami. Suasana itu menambah
kehangatan diantara para sedulur. Sekitar setengah jam kami harus 
menunggu hujan reda. Namun, itu tak menyurutkan semangat kami yang 
sesuai dengan tema kali ini, Reinkarnasi Spirit Asa. Pukul 19.30, MC 
memulai acara. Serangkaian Acara dibacakan. Tiba pada puncaknya, doa dan
pemotongan tumpeng oleh kang Jeki, dan ibu lurah sebagai penerima 
potongannya. 
Acara dilanjutkan dengan istirahat. Sholawat dan mokong, musik khas 
teater Asa menjadi pengantar kami mengawali hidangan yang telah 
disediakan oleh seksi konsumsi. Rasa kekeluargaan tampak jelas disini. 
Canda tawa berpadu dalam suapan nasi. Setelah kiranya para sedulur 
selesai menikmati hidangan, acara dilanjutkan dengan sarasehan. 
Pendapat-pendapat para suheng tentang teater Asa di putar dalam bentuk 
video, termasuk didalamnya ada kang Rahmad; salah satu pendiri teater 
Asa. Banyak pesan yang mereka sampaikan. Mulai dari pengalaman hingga 
harapan kedepannya untuk teater Asa.
Sarasehan dipimpin oleh kang Wikha. Beberapa suheng menceritakan 
pengalamannya, seperti kang Jeki, kang khamid, kang Aziz Watu, dan kang 
Gesang. Mereka menceritakan pengalaman yang waktu itu pahit, dengan 
tersenyum. Tak mudah memang. Namun, itu semua bisa dilakukan jika dengan
keikhlasan. Apalagi saat berproses. Banyak sedikitnya peran kita dalam 
suatu proses, harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. “jangan 
meremehkan peran, karena peran sekecil apapun itu bagian dari kerja 
kolektif.” Tutur kang Jeki(pengaransemen sholawat mokong).
Banyak pengalaman unik yang mereka alami selama hidup di teater Asa, 
seperti kang Gesang yang awalnya menangis saat diajak kang Nawir makan 
nasi kotak bekas di samping audit dua, kang watu yang waktu ujian 
skripsi ditanya-tanya tentang asal usul namanya, kang Khamid yang harus 
keliling pabrik untuk mendapatkan kardus yang banyak karena digunakan
untuk settingan, dan masih banyak lagi. Tak berapa lama kemudian, kang
Arif Zami datang. Beliau membuka perbincangan dengan sedikit slentingan.
Tak terlalu formal, tapi tetap berwibawa. Beliau menuturkan bahwa orang
teater itu harus sukses. Karena pada dasarnya, kesuksesan itu 
menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. “orang kaya itu bukan
sukses, melainkan Allah menutupi kekurangannya.” Jelasnya. Setiap proses
mempunyai pelajaran yang membuat kita dewasa. Ikut teater itu bukanlah 
paksaan, tapi suatu panggilan. Walaupun banyak yang mencemooh, itu sudah
biasa. Memang, dari generasi ke generasi pasti menghadapi kegelisahan 
yang berbeda. Tapi, itu bukanlah suatu alasan untuk berhenti berpikir 
dan berkarya.
Jarum jam hampir menunjuk di angka 11 dan 12. Seksi acara mengakhiri 
acara malam ini dengan menyuguhkan beberapa hiburan. Para suheng dan 
warga bersaut paut dalam panggung, mempersembahkan kado untuk teater 
Asa. Pementasan dalam rangka harlah, berlanjut pada 
tanggal 21 0ktober 2014.

Minggu, 09 November 2014

Haruskah Membeli Mimpi


Haruskah Membeli Mimpi
oleh: Tiar Bachroni
“Mimpi yang terbeli” begitulah iwan fals mengutarakan keadaan negeri ini
Negeri  yang penuh dengan mimpi mimpi
Mimpi yang menjadi nyata untuk orang kaya
Bagi yang ber uang mempunyai kekuasaan
Inilah Negeri kita
Katanya telah merdeka, demokrasi
Soal mimpi saja kini  menjadi harga dan harus dibeli
Bagaimana dengan orang yang mempunyai mimpi
Tapi tak cukup uang untuk membeli
Haruskah menjual harga diri
Ataukah menelantarkan mimpi mimpi

“Katanya negeri kita itu kaya
Tapi nyatanya selangit hutangnya”
Begitulah Teater Asa menggambarkan keadaan negeri ini
Memang kaya, kaya akan hutangnya
Dan uang hasil pembelian mimpi rakyatnya

Aduhai,
Inikah yang dinamakan merdeka
Ataukah demokrasi
Hutang berceceran dimana-mana
Sampai kapan mimpi mimpi itu berhenti untuk dibeli.






Senin, 20 Oktober 2014

Sejarah Teater ASA

pada awalnya lembaga kesenia khususnya seni peran (teater) yang ada di IAIN walisongo (sekarang UIN Walisongo) semarang cuma ada satu kelompok teater yaitu teater WS (WALISONGO). Akan tetapi siring berjalannya waktu dan engingat kebutuhan akan sebuah kelompokteater di masing-masing fakultas mulai bermunculan kelompok teater baru. Yang pertama kali mendirikan teater di tingkat fakultas adalah fakultas Dakwah, dengan nama teater Wadas. kemudian Fakultas Syari'ah dengan nama teater ASA. selanjutnya fakultas Tarbiyah dengan nama teater Beta. dan terakhir  Fakultasa Ushuluddin dengan nama teater Metafisis.

Teater Asa sendiri lahir pada hari kamis legi tanggal 18 oktober 1982. Adapun yang memprakarsainya diantaranya : Kang A. Niam Syukri Massat (DPRD Fraksi PKB Kab. Grobogan), Kang Jalal S. Aldy (Direktur Sanggar PENA MAS DEPAG PUSAT), dan Kang Rahmat Rizal Maulana (Hakim Pengadilan Agama Temanggung). seperti yang diutarakan tadi, yakni karena di pandang bahwa tiap-tiap fakultas pasti punya MISI yang berbeda. Dimana pada saat itu kelompok teater dipandang sebagai salah satu cara untuk bisa menyampaikan aspirasi Mahasiswa dan melakukan melakukan perlawanan terhadap kebijakan -kebijakan yang diambil oleh pihak dekanat maupun rektorat yang tidak populis (berpihak pada kepentingan mahasiswa) dan tidak sesuai dengan demokratisasi kampus, atau bahkan juga sebagai upaya untuk bisa melakukan pressure terhadap ketidakadilan penguasa (pemerintah) pada saat itu.

Teater Asa juga memiliki motto yaitu sebagai penyalur aspirasi bakat dan minat serta proses regenerasi dan pengemban Syari'ah lewat jalur seni. adapun teater Asa sendiri mempunyai arti memberikan kesempatan dan mengajak untuk selalu meninggikan ASA(ASMA ALLAH), Menggapai ASA(Harapan), dan menyatu dengan Asa (Anak-anak Syari'ah). Secara umum tujuannya adalah terbina dan terciptanya insan-insan yang beriman dan dihaapkan nantinya apa yang dinamakan puncak berkesenian adalah pengalaman spiritual.

adapun logo Teater ASA :
(gambar tangan yang memegang jarum) mempunyai arti "Bahwa sesungguhnya sesulit dan sekecil apapun permasalahan yang dihadapi, kita tetap berusaha untuk melewatinya (ihtiyar). Dan tentunya semuanya disertai Do'a serta hasilnya kita pasrahkan (dikembalikan kepada Allah SWT).
Logo tangan sedang memegang jarum kalau kita perhatikan dengan seksama merupakan rangkaian huruf hija'iyah yang bisa kita baca "Lillah"(kembali kepada Allah).

Teater ASA juga mempunyai lagu wajib yakni SAJAK ASA yang setiap kali dilantunkan  dan merupakan karya dari SUHENG (alumni teater ASA) yaitu Kang A. Sholchan yang berbunyi:

SAJAK ASA
(karya kang A. Sholchan)

Sekelompok bocah-bocah yang di benaknya penuh cita
yang senantiasa mengagungkan Asma Tuhan-Nya
ASA-ku terlahir di dunia fana mahasiswa
Dalam dinamika warnai langkah setiap wahana

Seringkali... Kau dicaci....
Lantaran semua iri dengki
Namun langkahmu kian pasti
menapak garis-garis Illahi

Sang Hyang Maha Sempurna
Bimbinglah langkah kami
Dalam mengarungi percaturan alam
Yang penuh fitnah-fitnah yang keji

adapun prestasi yang pernah diraih diantaranya :
  • juara III Fetival Teater se-Jawa Tengah dengan naskah "Bandot" di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.
  • Juara I Festival Musik Akustik Islami Jawa Tengah di Unissula Semarang
  • Juara II festival musik islami Modern semarang di Perum Beringin , Semarang
  • Juara favorit Festival Musik Islami "Bismillah" se-Jawa tengah di Museum Ronggowarsito
  • tahun 1995, pentas Tour 4 kota : STAIN salatiga, UNSOED Purwokerto, IAIN KALIJAGA Yogyakarta, IAIN Walisongo Semarang. dengan naskah "CILU BA" di Sutradarai oleh Kang Fahmi Al Baresy.
  • tahun 1998, pentas tour 4 kota : STAIN sunan Gunung Djati Bandung, STAIN Sunan Gunung Djati Cirebon, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan IAIN Walisongo Semarang, dengan Naskah "Sangkala" disutradarai oleh kang Barokah (Boim).
  • Aransement Terbaik, festival Musik Islami Modern.
  • Juara II, Festival Nasyid Mahasiswa Se-Semarang, di UNNES.
  • Th. 2000, pentas tour 4 kota : Di UNSIQ Wonosobo,UNSOED Purwokerto, STAIN Salatiga, Dan IAIN Walisongo Semarang, dengan naskah "KEOK III" di sutradarai oleh kang Zaky Iqbal.
  • Tahun 2004 pentas tour 5 kota : di Gedung P&K Kab. Kendal, Gedung Universitas Panca Sakti Tegal, AULA STAIN Sunan Gunung Djati Cirebon, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta dan Auditorium IAIN Walisongo Semarang, dengan naskah"LAUTAN JILBAB" Karya Emha Ainu Najib, dan disutradari oleh Kang Aciel Masduki.
  • Tahun 1999 Pentas Tour 1 Kota :di yayasan Ya Ummi Fatimah, Pati, dengan naskah "MUTIARA HITAM" (Bilal bin Rabah) dan disutradarai Kang Barokah (Boim).
  • Tahun 1997 Pentas Teater (Shooting) di TVRI Semarang dengan naskah Ketoprak "GEGER PRAMBANAN" dan disutradarai oleh Kang Fahmi Al Baresy. 
  • Mengikuti festival Teater Semarang 1998 di Taman Budaya Raden Saleh dengan Naskah"RAJA YANG TERGELINCIR" disutradarai oleh KangZaky Iqbal.
  • Pentas Musik BALADEWA NIGHT Live concert part I - III wiht D & D band, di IAIN Walisongo Semarang
  • Pentas musik sholawat BISMILLAH Teater ASA Semarang di Yayasan Bismillah, Puncak Cisarua, Bogor, Milik KH> Nadjib Sungkar BAMS.
  • Rekaman Musik Sholawat "BISMILLAH" Teater ASA di Studio Strato, Jl. Kaligawe Semarang. (Baru 3 buah lagu) 
  • Pentas Tour Musik Mokong sosial di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.
  • Mbak Ira Lampirto Sparta, (Casting sebagai WTS) menjadi salah satu aktris dalam sinetron "Dongeng Dangdut" yang ditayangkan oleh stasiun swasta TPI.
  • konser tunggal "CASIQ Band" di Audit II tahun 2006
  • Pentas naskah "Merpati Tua" di Acara Temu Teman Teater Se-Nusantara di Surabayatahun 2007
  • pentas tour 3 kota : di STAIN Salatiga, IAIN Walisongo Semarang dan Teater Semut Kendal dengan naskah " Lakon Prono Citro Tobong" tahun 2008
  • pentas Merakyat di 3 desa : Gajah Mungkur, Kaligawe dan Tambak Aji. Dengan naskah "Layung Sore" tahun 2009
  • Festival Teater di jepara dengan naskah " kereta kencana" di sutradarai oleh Wikha Setiawan pada tahun 2009
  • DLL

Kamis, 18 September 2014

Galeri Cinta Dan Episode yang Terpenggal


























Senin, 12 Mei 2014

Akankah datang cerita lagi

Akankah datang cerita lagi

Akankah datang sebuah cerita lagi 
Sekarang jalan ini telah berkabut 
Karena banyak cita yang menjadi angan 
Kebencian hanya sebuah jalan penyesalan 
Kegigihan mendatangkan kemurungan 
Keringat seperti kehujanan 
Nafas ter engah engah bak di kejar anjing liar 
Tidurpun sudah tak nyenyak 
Makan pun kehilangan rasa manis 
Apalagi minum hanya tersisa asin 
Akankah datang cerita lagi.



Selasa, 21 Januari 2014

Lambang Teater ASA

Arti Dari Lambang Teater ASA 



Logo Teater Asa adalah gambar tangan yang memegang jarum yang mempunyai arti bahwa sesulit dan sekecil apapun permasalahan yang di hadapi kita tetap berusaha untuk melewatinya (ikhtiar) dan tentunya semuanya disertai do’a, serta hasilnya kita pasrahkan kembali kepada allah (lillah). Teater asa memiliki sebuah lagu wajib yang dikenal dengan judul sajak asa yang diciptakan oleh suheng (alumni Teater ASA) yaitu kang A. Sholchan.

Senin, 20 Januari 2014

Pentas Merakyat pasar krempyeng Teater ASA

Pasar Krempyeng 

tampak settingan latar pentas merakyat di Semarang, Temanggung, Magelang


sambutan dari bapak Lurah Teater ASA (Ahmad Noor Seha) sebelum pentas dimulai











 
Design Downloaded from Free Website Templates Download | Free Textures | Web Design Resources