Sabtu, 09 Mei 2015

Panggung “Nyonya-Nyonya” di UIN Walisongo


Rabu, 29 April kemarin Teater Asa UIN Walisongo berhasil mementaskan pementasan teater dengan lakon Nyonya-nyonya.  Sebuah naskah karya wisran Hadi yang di sutradarai Widyanur Rahmat atau sering dipanggil “Benyok” ini berhasil menembus penonton hingga 300 penonton. Sebuah kisah yang diawali dengan kemunculan Tuan Wirawan yang merasa kesal karena alam yang tak bersahabat dan ramalan cuaca yang sering meleset sehingga ia harus berhadapan dengan Nyonya Hayati sebagai pemilik rumah yang ia gunakan untuk berteduh. Lalu terjadilah cek cok antara keduanya yang sama-sama ingin menang. Dilanjutkan kehadiran keponakan dari paman (Istri Nyonya Hayati) yang datang memperjuangkan harta pusaka yang dalam ceritanya itu harta tersebut digunakan paman untuk kebutuhan istrinya (Nyonya Hayati).
                     “Sebenarnya kisah dalam naskah ini mengangkat kehidupan matrealistis seorang nyonya, dimana awal-awalnya ia berjuang benar mempertahankan harga diri dan martabatnya, namun ketika berhadapan dengan uang semuanya berubah drastis, si Nyonya tidak ingat lagi akan martabat sebagai Istri” ujar kang Benyok ( selaku Sutradara). Dalam pementasan tersebut selain mengangkat matrealistis wanita juga mengangkat adat minangkabau, dimana harta pusaka itu sangat sakral di padang. Itu dibuktikan dengan kemunculan keponakan yang meminta hak atas harta pusaka. Harta pusaka kalau ditanah jawa bisa dikatakan dengan harta waris (harta milik bersama dari keturunan keluarga). Si keponakan bersekongkol untuk mengambil hak atas harta pusaka lewat istri pamannya. Hal itu merupakan sebuah alibi dari keponakan untuk mencuri hati paman yang dikisahkan menderita penyakit kangker lidah dan dirawat dirumah sakit.

                     Pementasan yang berdurasi kurang lebih 80 menit ini dihadiri oleh teater-teater kampus lain baik dalam ruang lingkup semarang maupun luar semarang, dan komunitas seni lainnya serta tokoh-tokoh budayawan. “ini adalah  pementasan yang sangat komplek, dimana dalam adegannya itu mengangkat plot secara utuh, mulai dari pekarangan, teras, ruang tamu hingga ruangan khusus” ujar Ilham salah satu penggiat seni di teater Eska(UIN Sunan Kalijaga). Diskusi yang berdurasi 60 menit an ini membuat terlena para audience yang mengikuti proses diskusi, sehingga berbagai macam pertanyaan terus terlontarkan mulai dari pesan yang disampaikan dalam pementasan sampai ke tekhnis pementasan.(RG)

0 komentar:

 
Design Downloaded from Free Website Templates Download | Free Textures | Web Design Resources