Rabu, 22 April 2015

Anganku



Anganku…
Oleh : Kaniya Nofita Hasan '14 (Timbil)


Makin jauh ku melangkah
Hanya terlihat fatamorgana
Bagaikan baying semu yang membiru
Seakan meredakan hausku dikegersangan
Anganku pun melayang demi asa
Menggapai sebuah impian dan cita-cita
Yang melela dipelupuk untuk ku raih…
Tiap hembusan nafas asa menyertaiku
Ku selalu rajin merangkai bait demi bait untuk puisi
Ku persembahkan untukmu negeriku..
Dalam meraih kesuksesan...

Tetiba dalam Menjeda



Tetiba dalam Menjeda

Oleh : Ninik Zakiyah '12 ( Mbangir )

Jeda senja menuju malam kali ini meletupkan ajaibnya melupa
Masih memeluk hangatnya sisa sore dengan sedikit resah
diantara ilalang menusuk purnama, hingga senja menepi
Sayup-sayup pilu binar mata malam
Kepada sapa mendung isyarat gerimis yang masih terlalu mahal
Mungkinkah bising tawa, lentik langkah jemari, seperti malam-malam kemarin kembali membangunkan mata-mata lelah
Sesampainya malam memilih melipat seadanya saja paragraf yang pernah mereka urai dalam sebungkus folder imajinasi
Sebab, lantas terpikir sapa mendung hanya sekedar oase
Namun ternyata gerimis kembali merintik isyarat hujan

Menyisir Halaman



Menyisir Halaman
Oleh : Ninik Zakiyah '12 (Mbangir)

Aku tak pernah tahu pada lembar ke berapa kita akan di pertemukan?
Tapi aku pernah tahu, nama kita pernah satu halaman pada sampul depan.
Kemudian, aku  tak pernah tahu lagi pada lembar ke berapa kita akan dipertemukan kembali!
Kata apa yang semestinya aku telan, lalu ku bahasakan
Setidaknya agar aku tahu kapan letupan kejutan Mu tercipta
Jika ucap kata ku terbatas pada huruf A sampai Z
Aku mohon tidak pada kalimatku bahkan kalimat-Mu...

Tentang Kita



Tentang Kita
Oleh : Rahma Oktavia '13 ( Waras)

Mentari menenggelamkan mentari
Bulan bersinarlah dengan bintang
Bumi dimana kaki ini berinjak
Insan
Bergerak
Berkembang
Bergandengan
Menguatkan
Kita tentang  kita
Tentang cerita mentari yang menyapa kita dan menunggu kita
Kita tentang cerita kita yang menanti bulan beriring bintang
Cerita tentang kita menjadi teka teki saat membuka mata esok yang menyapa
Saat raga kita masih di bumi
Dan menguatkan saat bumi tlah pudar

Karna Kamu Sahabatku

Karna Kamu Sahabatku
Oleh : Kaniya Nofita Hasan '14

Ketika senyum menghiasi wajahmu
Semangatpun mengalir dari tubuh ini
Jika dirimu memancarkan aura ketidakberdayaan
Jiwa ini rela membagi cahaya kepadamu
Jika laku dan tuturmu menyimpang dan terasa berbeda
Maka naluriku dapat mendeteksinya
Jika raga dan jiwamu sakit maka diri ini ikut merasakan bebannya

Tangis senang bahagia gundah
Kecewa marah yang kau rasakan
Dapat kuresap dan mengalir dalam nadiku
Semua gejolak rasa itu akan selalu bersemayam dalam kalbu
Dan tak bisa ku ingkar
Semua itu dapat tercipta
Karna dirimu adalah sahabatku
Semua itu dapat tercipta

Karena sahabat adalah harta yang tak ternilai dalam sejarah hidupku


 
Design Downloaded from Free Website Templates Download | Free Textures | Web Design Resources